Pengajaran Al-Quran
Ayat pertama yang diwahyukan pada Nabi Muhammad adalah,
Tak ada bukti bahwa Nabi Muhammad
pernah belajar seni menulis dan umumnya orang sepakat bahwa ia buta huruf
sepanjang hayat. Sepotong ayat di atas memberi isyarat bukan tentang persoalan buta huruf, melainkan pentingÂnya pendidikan yang sehat bagi masyarakat di masa
mendatang. Nabi Muhammad mencurahkan segala upaya yang mungkin dapat dilakukan
dalam pengembangan pendidikan, manfaat serta imbalan para pelajar dan juga
sanksi hukum bagi pengekang ilmu pengetahuan. Abu Huraira melaporkan bahwa Nabi
Muhammad pernah bersabda :
"Siapa yang memilih jalan pencarian ilmu pengetahuan, Allah akan membuka baginya jalan menuju surga."2
Sebaliknya beliau memberi
peringatan,
"Siapa yang ditanya ilmu yang telah dikuasai lalu ia sembunyikan, orang itu akan dililit api neraka di hari Kiamat."3
Nabi Muhammad minta para ilmuwan
dan yang masih belum berbudaya agar kerja sama menasihati mereka yang tidak
pernah belajar, dan kaum cendekiawan agar mau mengembangkan ilmunya pada para
jiran.4 Penekanan diberikan pada setiap yang memiliki keahlian karya tulis di
mana dalam sebuah hadith ditegaskan agar mengambil peran laksana seorang ayah
pada anak.5
Nabi adalah pelopor pendidikan
gratis di mana saat `Ubada b. as-Samit menerima hadiah dari seorang pelajar
(dengan niatan untuk kepentingan Islam), Nabi Muhammad menegurnya,
"Jika mau menerima lilitan api neraka di leher anda, maka ambilah hadiah itu."6
Non-Muslim pun juga diberi tugas
mengajar membaca di masa kehidupÂan rasul.
Uang tebusan tahanan Perang Badar
juga berlainan. Beberapa di antara mereka mendapat tugas mengajar menulis pada
anak-anak.7
1. Hadiah Belajar, Mengajar, dan
Membaca Al-Qur'an
Nabi Muhammad tidak pernah
menyia-nyiakan upaya dan keinginan masyarakat dalam mempelajari Kalamullah:
a. 'Uthman bin 'Affan melaporkan
bahwa Nabi Muhammad pernah berÂsabda,
"Yang terbaik di antara kamu sekalian ada]ah yang mempelajari Al-Qur'an kemudian mengajarkan pada orang lain."8 Kata-kata yang sama juga dilaporkan oleh `Ali bin Abi.Talib.9
b. Menurut Ibn Mas'ud Nabi Muhammad
memberi komentar,
"Siapa yang membaca satu huruf Kitab Allah la akan diberi imbalan amal saleh, dan satu amal saleh akan mendapat pahala sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan alif lam mim sebagai satu huruf melainkan alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf."10
c. Di antara pahala seketika bagi
yang mempelajari Al-Qur'an adalah pengÂhargaan umat Islam agar bertindak
sebagai imam shalat, suatu kedudukan penting yang secara khas diberikan di awal
permulaan Islam. 'A'isha clan Abu Mas'ud al-Ansari melaporkan sabda Nabi
Muhammad,
"Seorang yang be]ajar yang memiliki hafalan terbanyak hendaknya menjadi imam sha]at.11
Amir bin Salima
al-Jarmi bercerita bahwa orang-orang dari suku bangsanya menemui Nabi Muhammad
menyatakan diri hendak masuk Islam. Sebelum berangkat mereka bertanya,
"Siapa yang akan mengimami shalat kita?" Beliau menjawab, "Orang yang menghafal Qur'an, atau mempelajarinya lebih banyak."12
Pada
detik-detik akhir kehidupan Rasulullah, kedudukan imam shalat diberikan pada
Abu Bakar setiap hari. Hal ini merupakan penghormatan agung saat penentuan
khalifah umat Islam.
d. Segi positif lainnya adalah
penyebab kemungkinan para Malaikat berÂsama kita. Usaid bin Hudair sedang
membaca Al-Qur'an bagian terakhir di satu malam di mana seekor kudanya
melompat-lompat ketakutan. Saat ia berhenti, seekor kuda All pun terdiam, dan
saat membaca, kuda itu meÂlompat-lompat kembali. Kemudian ia berhenti karena
khawatir anaknya terinjak. Saat ia berdiri dekat kuda, ia melihat sesuatu
seperti tenda mengÂgantung di awang-awang penuh lampu-lampu bersinar menjulang
ke langit dan kemudian menghilang. Hari berikutnya, la pergi menemui Nabi
Muhammad menceritakan kejadian malam itu. la memberitahukan agar terus-menerus
membacanya dan Usaid bin Hudair menjawab bahwa ia berhenti karena demi
keselamatan anaknya, Yahya. Kemudian Nabi Muhammad berkata,
'Mereka adalah para Malaikat sedang mendengar dan mestinya anda terus membacanya, sebenarnya orang lain bisa melihat di pagi hari karena tidak akan bersembunyi dari mereka."13
e. Ibn ‘Umar meriwayatkan,
"Kecemburuan hanya dibenarkan dalam dua hal: seorang yang telah menerima ilmu Al-Qur an dan membacanya di siang dan malam hari dan orang yang diberi karunia kekayaan Allah serta membantu orang lain di malam dan siang hari."14
f. ‘Umar bin al-Khattab menjelaskan
bahwa Nabi Muhammad bersabda,
"Melalui Kitab ini, Allah meninggikan beberapa orang dan merendahkan yang lain diantara kita."15
g. Yang lebih tua di antara orang
buta huruf menghafal Al-Qur'an dengan susah payah di mana pikiran dan jiwanya
merasa lemah. Mereka tidak tertolak mendapat keberkahan apa pun jua karena
pahala besar dijanjikan bagi mereka yang mendengar Al-Qur'an saat dibacakan.
Ibn ‘Abbas pernah berkata bahwa siapa yang mendengar satu ayat Al-Qur'an akan
mendapat cahaya di Hari Kiamat.16
h. Adalah sangat memungkinkan bahwa
seseorang yang tidak mampu menghafal dengan balk untuk membaca dari hafalannya
bisa jadi terasa sedikit malas dalam mencari naskah tertulis. Untuk itu Nabi
Muhammad menjelaskan,
"Bacaan seseorang tanpa bantuan mushaf, berhakmendapat pahala sebanyak seribu tingkat sedang bacaan dengan menggunakan mushafakan mendapat pahala dua kali lipat menjadi dua ribu."17
i. Dalam menjelaskan tentang
kebaikan orang-orang yang menghafal ‘Abdullah bin ‘Amr memberitahu bahwa Nabi
Muhammad berkata,
"Seseorang yang mencurahkan hidupnya untuk Al-Qur'an akan diminta di hari kiamat naik ke atas untuk membaca dengan hati-hati seperti yang ia lakukan selama di dunia di mana ia akan masuk surga lamanya setelah bacaan ayat terakhir.18
j. Bagi yang bermalas-malasan
melihat kepentingan ini, Nabi Muhammad menentangnya dengan sebuah peringatan.
Ibn ‘Abbas menceritakan bahwa Nabi Muhammad pernah bersabda,
"Seorang yang tak berminat terhadap AI-Qur'an laksana rumah yang telah hancur.19
Dan beliau
mencela penghafal Al-Qur'an lalu melupakan dianggap dosa besar dan menasihati
agar selalu mengulanginya. Abu Musa al-Ash'ari memÂberitahukan bahwa Nabi
Muhammad bersabda,
"Segarkan pengetahuan anda tentang Al-Qur'an dan saya bersumpah dengan Nama Allah di mana nyawa Muhammad ada di tangan-Nya bahwa hal ini lebih penting untuk menghindari seekor binatang unta yang kakinya diikat."20
k. Al-Harith bin al-A'war
menceritakan apa yang terjadi setelah Nabi Muhammad wafat.
"Sewaktu melewati masjid, secara tak sengaja saya melihat orangÂorang terlibat pembicaraan bisik-bisik. Kemudian saya menemui 'Ali menceritakan hal itu. Beliau bertanya apakah itu benar dan saya memberi konfirmasi. Kemudian ia berkata, 'Saya mendengar penjelasan Nabi Muhammad yang menyebut, Perselisihan pasti akan terjadi.' Saya berÂtanya pada beliau bagaimana cara menghindari hal itu. Beliau menjawab, "Kitab Allah adalah satu-satunya cara karena ia mencakup apa-apa yang terjadi sebelum kamu, berita masa depan setelah ini serta keputusan tentang masalah-masalah yang mungkin terjadi di antara kamu sekalian. la merupakan pemisah dan bukan bahan lelucon. Jika terdapat orang yang memiliki kekuasaan sengaja meninggalkan ajarannya, Allah akan memÂbuat perpecahan, dan siapa yang mencari petunjuk dari sumber lain, Allah akan mengantarkan ke jalan kesesatan. Kitab suci Al-Qur'an meÂrupakan tall pengikat dari Allah yang tahan uji, peringatan bijak, jalan lurus di mana dengannya keinginan tak mungkin meleset pada kesesatan, lidah tak akan menjadi galau, dan kaum cendekiawan pun tak akan mampu memahami secara sempurna. Al-Qur'an tidak akan pernah usang karena diulang-ulang dan tak akan seorang yang rakus ilmu akan berhenti mengkajinya. la adalah sesuatu yang makhluk jin tidak segan mengeluarÂkan kata pujian saat mendengarnya, 'Kami telah mendengar bacaan indah yang memberi petunjuk pada yang benar dan kami percaya terhadapnya,' bagi orang yang membaca akan selalu berkata yang benar dan bagi yang bertindak menurut ajarannya akan menuai keberkahan hidup, seorang penegak hukum menurut ajarannya akan berbuat adil, dan siapa yang mengajak orang lain, ia akan memanggil ke jalan yang lurus."21
Masalah berikutnya kita akan
meresapi secara mendalam bagaimana Nabi Muhammad berhasil dalam mencapai tujuan
pengajaran Al-Qur'an kepada umat Islam. Ini akan dapat terungkap dengan baik
sekiranya kita membagi bahasan ke dalam situasi di zaman Mekah dan Madinah.
2. Zaman Periode Mekah
Nabi Muhammad Sebagai Guru Al-Qur'an
Sebagian kitab suci Al-Qur'an
diturunkan di Mekah; imam as-Suyuti mendaftar urutan terperinci tentang
surah-surah yang diturunkan.22 Al-Qur'an dapat bertindak sebagai alat petunjuk
bagi jiwa yang kalut di mana terbukti kehidupan seorang penyembah patung
berhala akan selalu merasa tidak puas, pengembangannya yang awalnya melakukan
penindasan terhadap masyarakat Muslim menyebabkan mereka mengadakan kontak
dengan Nabi Muhammad.
- Orang pertama di luar jalur keturunan keluarga Nabi Muhammad yang masuk Islam adalah Abu Bakr. Nabi Muhammad mengajak masuk Islam dengan membaca beberapa ayat Al-Qur'an.23
- Kemudian Abu Bakr membawa teman-teman terdekat menemui Nabi Muhammad, seperti `Uthman bin ‘Aff-an, `Abdur-Rahman bin 'Auf, azÂZubair bin al-‘Awwam, Talha, dan Sa'd bin Abi Waqqas. Nabi Muhammad mengenalkan agama baru dengan membacakan ayat-ayat AIÂQur'an dan yang menyebabkan mereka masuk Islam.24
- Abu ‘Ubaidah, Abu Salama, `Abdullah bin al-Arqam dan ‘Uthman bin Maz'zun menemui Nabi Muhammad bertanya tentang hal ihwal Islam. Nabi Muhammad menjelaskan dengan membaca Al-Qur'an dan kemudian mereka menerima Islam.25
- Ketika ‘Utba bin Rabi'a pergi menemui Nabi Muhammad membawa usulan atas nama orang Quraish, menawarkan rayuan dengan harapan ia dapat meninggalkan misinya, Nabi Muhammad dengan sabar menunggu sebelum ia menjawab dan kemudian berkata, "Sekarang dengarkan ucapan saya," dan kemudian la membaca beberapa ayat sebagai respons terhadap tawaran mereka.26
- Beberapa orang Kristen dari Ethiopia mengunjungi Nabi Muhammad ke Mekah menanyakan tentang Islam. Beliau menjelaskan pada mereka dengan membaca Al-Qur'an dan mereka masuk Islam.27
- As'ad bin Zurara dan Dhakwan pergi dari Madinah ke Mekah menemui ‘Utba bin Rabi'a tentang persaingan kehormatan ketika mereka mendengar berita Nabi Muhammad. Mereka berkunjung dan mendengar bacaan AI-Qur'an, dan akhirnya masuk Islam.28
- Sewaktu musim haji Nabi Muhammad menemui delegasi dari Madinah. Beliau menjelaskan tentang rukun Islam dan membaca beberapa ayat Al-ÂQur'an. Semuanya masuk Islam.29
- Pada bai'ah ‘aqabah kedua Nabi Muhammad, lagi-lagi, membaca Al-Qur'an 30
- Nabi Muhammad membaca untuk Suwaid bin Samit di Mekah.31
- ‘Iyas bin Mu'adh menuju Mekah mencari aliansi kekuatan dengan pihak Quraish. Nabi Muhammad mendatangi dan membacakan AI-Qur'an.32
- Rafi bin Malik al-Ansari merupakan orang pertama yang membawa Sarah Yusufke Madinah.33
- Nabi Muhammad mengajarkan pada tiga orang sahabat tentang Sarah Yunus, Taha, dan Hal-ata secara berurutan.34
- Ibn Um Maktum menemui Nabi Muhammad meminta beliau membaca Al-Qur'an.35
Para Sahabat Sebagai Guru
- Ibn Ma'ud adalah orang pertama dari sahabat yang mengajarkan Al-Qur'an di Mekah.36
- Khabbab mengajar AI-Qur'an pada Fatima (saudara perempuan 'Umar bin Khattab) dan suaminya, Sa`id bin Zaid.37
- Mus'ab bin 'Umair dikirim oleh Nabi Muhammad ke Madinah sebagai guru mengaji Al-Qur'an.38
Hasil Kebijaksanaan Pendidikan pada Periode Mekah
Arus kegiatan pendidikan di Mekah
berjalan tanpa dapat- dihalangi kendati berhadapan dengan berbagai hambatan dan
siksaan yang dikenakan secara paksa dari masyarakat; sikap tegas merupakan
bukti yang meyakinkan akan keterikatan dan rujukan mereka terhadap Kitab Allah.
Para sahabat selalu menanamkan ayat-ayatnya pada kabilah mereka melewati batas
lembah kota Mekah yang dapat memperkuat tumbuhnya keislaman sebelum berhijrah
ke Madinah. Berikut adalah beberapa contoh yang mereka lakukan:
- Saat Nabi Muhamamd sampai ke Madinah, beliau diperkenalkan dengan Zaid bin Thabit, anak lelaki berusia sebelas tahun yang telah menghafal sebanyak enam belas Sarah Al-Qur'an.39
- Barra menjelaskan bahwa ia sudah mengenal seluruh Sarah al-Mufassal (al-Mufassal terdiri dari Sarah al-Qaf hingga akhir seluruh Al-Qur'an) sebelum Nabi Muhammad sampai ke Madinah.40
Akar utama ajaran Al-Qur'an
berkembang ke berbagai masjid di mana melalui dinding temboknya bergema suara
AI-Qur'an yang dibacakan sebelum Nabi Muhammad menetap di Madinah. Menurut
al-Waqidi, masjid pertama yang diberkahi bacaan Al-Qur'an adalah masjid bani
Zuraiq.41
3. Periode Madinah
Nabi Muhammad Sebagai Guru Al-Qur'an
- Begitu sampai di Madinah, Nabi Muhammad membuat Suffa di dalam masjid yang berfungsi sebagai tempat belajar pemberantasan buta huruf, dengan menyediakan makanan, dan tempat tinggal.
- Lebih kurang sembilan ratus sahabat menerima tawaran tersebut.42 Saat Nabi Muhammad mengajarkan Al-Qur'an, yang lainnya seperti ‘Abdulah bin Sa`id bin al-'As, `Ubada bin as-Samit, dan Ubay bin Ka'b mengajarÂkan dasar-dasar penting membaca and menulis.43
- Ibn ‘Umar sekali memberi pujian, "Nabi Muhammad membaca pada kita dan jika beliau membaca ayat sajadah yang menyuruh bersujud, beliau mengucapkan Allahu Akbar lalu sujud.44
- Banyak di antara para sahabat menjelaskan bahwa Nabi Muhammad membaca surah seperti itu kepada mereka secara pribadi termasuk orangÂorang terkemuka, seperti Ubayy bin Ka'b, ‘Abdullah bin Salam, Hisham bin Hakim, 'Umar bin Khattab, dan Ibn Mas'ud.45
- Beberapa utusan sampai ke Madinah dari luar daerah dan diberikan pada orang setempat untuk memberi perlindungan bukan saja di bidang pangan dan penginapan, melainkan juga dalam hal pendidikan. Nabi Muhammad bertanya pada mereka guna mengetahui tingkat pelajaran mereka.46
- Setiap diberi wahyu, Nabi Muhammad cepat-cepat membacakan ayat yang baru beliau terima kepada semua sahabat dan kemudian membacakan kepada para wanita dalam pertemuan terpisah.47
- ‘Uthman bin Abi al-'As selalu ingin belajar Al-Qur'an dengan Nabi Muhammad dan jika tidak menemuinya, beliau mendatangi rumah Abu Bakr.48
Para Sahabat sebagai Pengajar Al-Qur'an
'Abdullah bin Mughaffal al-Muzani
mengatakan bahwa saat seorang Arab hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad menugaskan
seseorang dari kaum Ansar pada individu dengan mengatakan: biarkan la memahami
Islam dan mengajarkannya tentang Al-Qur'an. "Hal yang sama terjadi pada
diri saya," katanya, "sebagaimana saya dipercaya karena pada salah
satu dari orang Ansar yang telah membuatku paham agama dan mengajarku
Al-Qur'an."49 Bukti nyata menunjukkan bahwa para sahabat secara aktif
ambil bagian dalam kebijaksanaan, seperti pada periode Madinah. Riwayat berikut
mewakili, seperti biasa, hanya sebagian dari petikan bukti-bukti yang ada pada
kita.
- ‘Ubada bin as-Samit mengajarkan AI-Qur'an pada masa kehidupan Nabi Muhammad.50
- Ubbay juga mengajarkan Al-Qur'an pada masa kehidupan Nabi Muhammad di Madinah51, sehingga secara terus-menerus ia mengajar seorang buta di rumahnya.52
- Abu Sa’id al-Khudri menjelaskan bahwa ia duduk dengan sekelompok imigran dari Mekah sewaktu seorang qari' membaca untuk mereka.53
- Sahl bin Sa`id al-Ansari berkata, "Nabi Muhammad mendatangi kita sewaktu kami membaca bergantian..."54
- 'Uqba bin `Amir memberi komentar, "Nabi Muhammad hadir pada kami sewaktu kami berada di dalam masjid mengajar satu sama lain tentang Al-Qur' an."55
- Jabir bin ‘Abdullah berkata, "Nabi Muhammad mengunjungi sewaktu kami membaca Al-Qur'an. Kumpulan kami terdiri dari orang-orang Arab dan juga bukan Arabs.56
- Anas bin Malik kemonetar, 'Nabi Muhammad datang kepada kita seÂwaktu kami membaca, diantara kita terdapat orang-orang Arab dan bukan Arab, kulit hitam dan kulit putih.57
- Bukti tambahan menunjukkan bahwa para sahabat melawat sampai di luar kota Madinah bertindak sebagai instruktur.
- Mu'adh bin Jabal dikirim ke Yaman.58
- Dalam perjalanan menuju Bir' Ma'una, sekurang-kurangnya empat puluh kalangan para sahabat yang dikenal sebagai pengajar Al-Qur'an dibunuh.59
- Abu ‘Ubaid dikirim ke Najran.60
- Wabra bin Yuhannas mengajar Al-Qur'an in San'a' (Yaman) kepada Um-Sa`id bint Buzrug semasa kehidupan Nabi Muhammad.61
4. Kesimpulan
Sejarah tidak selalu bersahabat
dengan Kitab suci. Injil asli Nabi ‘Isa (Jesus), sebagaimana akan kita lihat
kemudian, telah lenyap sejak awal clan diganti dengan karya penulis yang tidak
memiliki hubungan keilmuan dengan sumber pertama; demikian pula dengan kitab
perjanjian lama yang telah mengalami penderitaan begitu kronik karena tidak
adanya perhatian. Hal itu sama sekali bertentangan dengan kitab Al-Qur'an yang
diberkahi dengan penyebaran yang begitu cepat ke seluruh Jazirah Arab sejak
kehidupan Nabi Muhammad, yang disebarkan oleh para sahabat yang secara langsung
menÂdapat pengajaran dari Nabi Muhammad sendiri. Adanya para huffaz memberi
saksi atas kesuksesan dalam hal ini. Ada pertanyaan adakah penyebarannya sama
sekali secara verbal? Kita telah jelaskan bahwa kompilasi Al-Qur'an secara
tertulis merupakan perhatian utama Nabi Muhammad saw.
keterangan :
1. Qur'an, 96: 1.
4. AI-Haitami, Majma
az-Zawa'id, i:164.
5. Al-Kattani, at-Taratib al-Idariya, ii: 239, mencatat apa yang ditulis oleh ad-Durr al-Manthur, Abu Nu'aim dan ad-Dailami.
5. Al-Kattani, at-Taratib al-Idariya, ii: 239, mencatat apa yang ditulis oleh ad-Durr al-Manthur, Abu Nu'aim dan ad-Dailami.
6. Ibn Hanbal, Musnad, vi:
315.
7. Ibn Sa'd, Tabaqat, ii:
1-4. Juga lihat Ibn Hanbal, Musnad, i: 247.
8. Al-Bukhari, ix: 74, no.5027-8; Abu Dawud, Sunan, hadith no.1452; Abu 'Ubaid, Fada'il, h1m.120-124.
8. Al-Bukhari, ix: 74, no.5027-8; Abu Dawud, Sunan, hadith no.1452; Abu 'Ubaid, Fada'il, h1m.120-124.
9. Abu ‘Ubaid, Fada'il,
hlm. 126.
10. At_Tirmidhi,
Sunan, Fa,da'il AI-Qur'an :16. Juga lihat Abu 'Ubaid,
Fada'il, hlm. 16.
11. Abu ‘Ubaid, Fada'il, hlm. 92; at-Tirmidhi, Sunan, hadith no.235; Abu Dawud, Sunan, hadith no.582-584.
11. Abu ‘Ubaid, Fada'il, hlm. 92; at-Tirmidhi, Sunan, hadith no.235; Abu Dawud, Sunan, hadith no.582-584.
12. Abu ‘Ubaid, Fada'il, hlm. 91;
al-Bukhari, Sahih, no.8: 18; Abu Dawud, Sunan, no.585-587.
13. Muslim, Sahih,
terjemahan bahasa Inggris oleh Siddiqi hadith no. 1742. Harap dilihat juga
hadith no. 1739-1740.
14. Abu `Ubaid,
al-Fada'il, hlm.126; al-Bukhari, Sahih, Tawhid:46, Muslim,
Sahih, Salat alÂMusafirin, no.266: at-Tirmidhi, Sunan, no.
1937.
15. Abu ‘Ubaid,
Fa,da'il, hlm.126; al-Bukhari, Sahih, Tawhid:46, Muslim,
Sahih, Salat alÂMusafirin, no.266; at-Tirmidhi, Sunan, no.
1937.
16. Abu ‘Ubaid, Fadail,
hlm. 62: al-Faryabi, Fa,da'il, hlm. 170.
17. As-Suyuti,
al-Itqan, i:304, dicatat dalam al-Tabari dan al-Baihaqi dalam Shu'ab
al-Iman, diceritakan oleh ath-Thaqafi.
18. Abu Dawud, Sunan,
hadith no.1464; at-Tirmidhi, Sunan, no. 2914; al-Faryabi, Fada'il,
hadith no. 60-1.
19. At_Tirmidhi,
Sunan, bab Fada'il AI-Qur'an, hadith no.2913.
20. Muslim, Sahih,
terjemahan bahasa Inggris, oleh Siddiqi no.1727. Lihat juga hadith
no.1725.
21. Muslim, Sahih,
teqemahan bahasa Inggris oleh Siddiqi, no. 1727. Juga dapat dilihat
pada
no. 1725.
22. At-Tirmidhi,
Sunan, Fa,da'il
Al-Qur'an :14, hadith no.2906.
23. Ibn Ishaq, as-Seyar wa
al-Maghazi, edited by Suhail
Zakkar, hlm.139.
26. Ibn Hisham, Sira,
jilid l-2, h1m.293-94.
33. Al_KattanI ,
at-Taratib al-Idariya, i: 43-4.
34. Ibn Wahb, al-Jam `i fi
Mum Al-Qur'an, h1m.271. Surah-surah tersebut tertulis dalam no. 10, 20, dan
76.
35. Ibn Hisham,
Sira,jilid 1-2, hlm.369.
36. Ibn Sa'd, Tabaqat,
iii/1:107; Ibn Ishaq, as-Seyar wa al-Maghazi, diedit oleh Zakkar,
hlm.186.
37. Ibn Ishaq, as-Seyar wa
al-Maghaz, diedit oleh Zakkar, hlm. 181-84.
38. Ibn Hisham, Sira, jilid 1-2, hlm. 434.
38. Ibn Hisham, Sira, jilid 1-2, hlm. 434.
41. An_Nuwairi, Nihayatul
Arab, xvi: 312.
42. AI-Kattani, at-Taratib
al-Idariya, i:476-80. Menurut Qatada (61-117 A.H) jumlah orang Âorang yang
belajar mencapai sembilan ratus dan ulama lain menyebut hanya empat
ratus.
47. Ibn Ishaq, as-Seyar
wa al-Maghazi, diedit oleh Zakkar, hlm.147.
48. AI-Baqilani, al-lntisar, versi yang telah diperluas, hlm.69.
48. AI-Baqilani, al-lntisar, versi yang telah diperluas, hlm.69.
49. Al-Baqilani,
al-Intisar, versi yang diperluas, hlm. 69.
50. Al-Baqilani ,
Sunan, vi: 125; Abu `Ubaid, Fada'il, hlm. 206-7.
53. Al_Khatib, al-Faqih, ii: 122.
54. Abu 'Ubaid, Fada'il, hlm. 68, al-Faryabi,
Fada'il, hlm. 246.
55. Abu ‘Ubaid, Fada'il, hlm. 69-70.
55. Abu ‘Ubaid, Fada'il, hlm. 69-70.
56. Al Faryabi, Fada'il, hlm. 244.
57. Ibn Hanbal, Musnad, iii: 146; juga agar
dilihat al-Faryabi, Fada'il, hlm.
58. AI-Khalifa, Tarikh, i: 72; ad-Dulabi, al-Kuna, i:19.
58. AI-Khalifa, Tarikh, i: 72; ad-Dulabi, al-Kuna, i:19.
61. Ar_Razi, Tarikh Madinat San'a', hlm. 131.
244-45.
Pengajaran Al-Quran
Reviewed by Fadhil Mustaqim
on
10.52
Rating:
Tidak ada komentar: